Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Turbulensi

Beberapa jam sebelum hari kemarin berakhir gue udah hampir collaps. Dengan sederet kejadian mengejutkan yang gue alamin sedari pagi sampe sore yang bisa bikin migrain. Kejadian berantai, maksud gue. Karena hal itu gue jadi ngga bisa melakukan hal ini. Karena hal ini ngga bisa gue lakukan, hal itu akhirnya ngga jadi. Sesuatu semacam itu, kalian pasti paham lah.   Kebanyakan manusia beruntung di hari kelahirannya, ya gue tau itu opini gue aja. Meskipun cuman opini tapi gue yakin banget, soalnya banyak temen/seseorang yang gue tau. Dari cerita yang gue denger dari mereka, ataupun dari yang gue tau. Hoki mereka seakan berlipat. Dan itu yang jadi patokan gue dalam menilai hari kelahiran. Hari yang beruntung.   Tapi semesta punya rencana lain buat gue. Selalu begitu, Tuhan Maha Mengejutkan.  

Binokular

Biru, lalu abu. Langit pasti setuju jika awan pucat selalu mengganggu. Diluar itu, aku tidak menemukan hal lain yang sanggup merusak langit, selain dirimu tentu. Menjadi salah satu penikmat langit, pada waktu apapun di jam berapapun. Orang semacamku pasti paham, jika awan mendung memegang peranan besar perihal estetika permadani yang menggantung diatas. Jujur saja, aku kurang begitu tertarik dengan sebentuk abu-abu itu. Ia disana dengan angkuh, melenggak di lapisan atmosfir. Dengannya, sedetik biru di langit tampak berlubang. Seumpama pigura berwarna hitam kotor yang diletakkan di dinding besar bercatkan putih. Menyita perhatian. Langit biru sudah sangat indah. Terhampar begitu luas, tanpa batas. Jikapun ada benda lain yang tinggal disana. Sudah ada awan putih yang melengkapi dan cukup pandai berperan sebagai pelengkap. Dan bukan menjadi antagonis seperti saudara jauhnya. Jika bisa, aku pasti meminta kehadiran angin. Untuk memandu sang penjahat ke tempat yang jauh dari pand