Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

One Missed Call

Pernah suatu waktu di sebuah ruang pada sebuah gedung berlantai 3. Dimana terdapat puluhan manusia berjejalan pada satu tempat yang luasnya tidak lebih dari lapangan basket. Berdesakan dengan kursi dan meja yang diatur sedemikian rupa sehingga memuat mereka pada tiap-tiapnya. Aku bisa melihatnya. Masing-masing dari mereka memiliki puluhan tanda tanya yang bergumpal di kepala. Seperti kenapa, bagaimana, dan sanggup atau tidaknya. Selain itu ada juga ketidakpedulian yang semu yang coba digaungkan segelintir manusia karena mencoba tidak acuh dengan situasi.   Jika keseluruhannya dikolaborasikan, tempat itu jadi punya riuh yang cukup unik, tapi juga hambar. Serangkaian obrolan sporadis yang meletup dari berbagai sudut. Suara yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Percakapan dia dengan temannya lalu aku dan temanku juga temannya dengan dia. Semua samar, pembicaraan repetitif itu selalu pada target yang sama.   Pemandangan di hadapan kita masih kosong, belum ada satupun orang t

The Wall

Waktu dulu, saat gue masih belum paham banget soal kerumitan menjadi manusia. Sewaktu kecil disetiap tahunnya. Gue selalu punya mimpi hebat yang kalo boleh gue bilang selalu berganti tiap September. Semakin muda umur gue semakin liar mimpi gue tentang apapun di dunia ini. Ada beberapa contoh impian yang luar biasa ekstrem yang kalo gue pikirin sekarang tuh bisa bikin ketawa sendiri. Aneh, kenapa gue dulu bisa punya pikiran kesana. Hahaha     Tapi itulah salah satu kenikmatan yang dihasilkan seorang anak kecil. Tanpa memandang sesuatu yang bernama realitas, imaji mereka mampu melewati segala hal. Tidak perlu berunding dengan bagaimana dan seperti apa, tujuan yang mereka gaungkan dengan mudah bisa terpampang. Ketika apa yang mereka inginkan dengan bangga diproklamirkan dihadapan teman, keluarga, mengenai sesuatu yang tidak sanggup dimengerti saat mereka cukup umur kelak.     Apa itu yang namanya sifat polos? Gue yakin iya.