Haruskah
gue memulainya dari awal lagi? Kalo begitu, oke.
Hallo!
Selamat membaca kembali. Huhu, ini postingan pertama gue di tahun 2016. Maaf
sekali. Kurang lebih selama 3 bulan ini gue ngga melakukan aktivitas apapun di
blog ga jelas ini. Tapi bukan berarti gue berhenti nulis, tidak, sama sekali.
Gue tetap menulis, di setiap harinya, di setiap kejadiannya, di setiap
kelanjutan realita yang cukup menarik. Hanya saja, semua itu ngga gue
transformasikan jadi postingan blog. Alasannya? Mungkin terlalu begitu, atau
kurang begini. Yahh pokoknya belum lolos standar aja.
Dan
postingan awal tahun yang sesampah ini yang harus membuka tahun ini, karena kedepannya gue ngga tau bakal banyak ngepost atau sedikit ngepost. Semoga saja.
Seperti
tahun sebelumnya, gue bakal cerita mengenai resolusi atau wacana (sad) tahunan.
Walaupun ada beberapa goal yang tembus, tapi juga banyak goal yang meleset. Dan
sepertinya 2015 jadi salah satu tahun terburuk buat gue. Di tahun itu gue
berumur 20 tahun, artinya 2016 ini gue bakal 21 tahun. Dan wow, waktu selalu
punya cara tersendiri buat ngebikin gue ngerasain *DHEG* moment. Gimana ngga,
atuh udah berkepala 2.
Berhubung
udah banyak aib yang muncul disini, gue memutuskan buat nulis yang mendingan dikit. Pencitraan lah, gue bosan bicarain kebobrokan terus. Baiknya gue
ceritain salah satu aja ya diantara beberapa goal yang tembus tahun kemarin.
Dan, ehm. Salah satunya adalah, Pendamping temporer. Yup, apakah? Tentu. Pacar.
Sumpah sampah banget ini, ya ampun. Mungkin nanti saat gue bacanya gue bisa menitikkan air mata.
:')
Yhaa.
Sampai di post selanjutnya, Sayang.
Pembahasan
yang menarik nampaknya. Hem. Masalah ini agak sensitif sih, tapi ngga apa-apa
lah gue ceritakan keberhasilan gue dalam menggaet cah wedok di tahun kemarin.
Lagipula tidak terlalu sulit. Wkeke
Terhitung
dari gue memulai masa jalang, eh lajang di saat gue lulus sekolah. Ini pertama
kalinya gue mencoba kembali. Tapi bukan berarti sebelum ini gue adalah seorang
jomblo putus asa yang dalam kesehariannya ngga punya siapa-siapa. Kalo ada yang
berpikiran seperti itu, fix lo salah besar. Hari-hari gue ramai oleh bermacam
spesies indah yang kalo anak jaman sekarang bilang itu “Gebetan”. Beneran, tapi
masalah mereka malah nganggep gue temen, sahabat, abang, kakak, sodara, bahkan
om itu urusan mereka. Gue ngga begitu peduli. L
Sebenernya
nih ya, kalo gue mau sih bisa aja gue percepat jadi lebih awal prosesi
pembaharuan status itu, tapi gue enggan. (Buat kampret yang bilang kalo kalimat
ini cuma alibi jomblo awas aja lo.) Gue masih beralasan karena, gue masih punya
satu orang yang sudah lama berada disini. Sampai sekarangpun.
Barulah
2015 kemarin gue mau sedikit merefresh ulang dan paling ngga mencoba secara
perlahan, sekalian mengasah skill gue (a6) dalam memancing. Takutnya kalo
terlalu lama ngga dipergunakan bakalan tumpul. Kaya temen-temen gue yang secara
ngga sadar udah melestarikan budaya jomblo. ckck
Jadi
postingan ini mengenai asmara nih? Yaa sebagian besar begitu. Tapi ngga
sepenuhnya kok, Baca dulu aja sampe beres!
Terus
alasan lain kenapa baru tahun kemarin gue menargetkan pacaran? Baiklah gue
kasih tau satu lagi alasannya. Selain yang pertama tadi karena gue mau mencoba,
alasan kedua ini... Karena, yaa. Gue mulai kangen rasanya dikangenin. Errr,
ehem.
Gebetan
tetaplah tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan sosial gue sebagai abege
lalaki. Jadilah gue harus mencoba menerobos ke tingkatan diatasnya. Dengan
menggaungkan seremonial. Mengikat satu orang. Memproklamirkan sebuah lingkaran
yang telah gue buat dengan berisikan dua insan. Hal yang tidak perlu, tapi juga
tidak harus untuk tidak.
Tapi
seperti yang gue bilang diatas. Temporer is Temporary. Bad news for you.
Dan
terlepas dari beberapa target gue yang mencapai garis finish di tahun lalu.
Angka 2015 akan selalu gue inget dalam hidup gue, karena merupakan satu tahun
yang cukup kelam. Fase yang terlewat dengan begitu saja. Tidak bisa diulang,
cukup jadi pembelajaran.
Beberapa
tahun kedepan saat gue membaca ulang postingan ini mungkin gue bakalan sakit
hati. Karena orang bodoh yang dengan payahnya menceritakan hal-hal tidak
berguna disini adalah orang yang sama dengan dia. Hahaha
FYI
aja nih, sekali gue ngepost di blog. Akan sangat amat jarang gue bakal buka itu
lagi. Kemungkinannya sekitar 1:299. Kecuali ada keadaan 'darurat' yang tidak bisa dielakkan dan memaksa gue buat melihat kembali huruf-huruf tidak beraturan disini. Kondisi yang sangat jarang terjadi, jadi gue yakin keaslian konten bisa gue pertanggungjawabkan dengan baik.
Mengingat jarangnya gue buat liat blog jahara ini. Logikanya, baca ulang aja gue males pake banget.
Apalagi sampai ngedit kalimat. Jadilah, tulisan ini bakal tetap original begini
adanya tanpa ada retouch lagi dari gue.
Pemicu
dari malesnya gue melihat postingan blog ini adalah, karena ini hasil tulisan
gue pada hari itu, di masa lalu. Kalo besok, atau minggu depan, gue melirik
kesini lagi dan ngerasa ada yang ngga sreg sama apa yang gue tulis di masa lalu. Pasti langsung gue edit dan
kalian taulah, bakalan merusak keorisinalitasannya. Gue kan paling ngga tahan
sama kecacatan, atau kekurangan. Apalagi itu hasil gue sendiri.
“Kejutkan
aku beberapa tahun lagi.”
Ngomong-ngomong
2016, gue ngga mau terlalu muluk ah. Gue udah membuat beberapa titik yang harus
dilewati. Lalu kita lihat. Mengarah kemana postingan pertama gue di tahun 2017
nanti. Apakah kabar bahagia, atau kembali seperti yang lalu-lalu.
Oke,
tidak ada yang mendayu-dayu. Tidak ada diksi romantis. Tidak ada rima yang
menggema, atau kiasan atau metafora. Hanya ini saja. Gue sudah mulai muak
dengan yang gue sebutkan itu. Haha. Makanya sekarang sedikit dikurangi
intensitasnya. Sedikit saja kok, karena gue masih mencintai kesenian itu. --,
Sumpah sampah banget ini, ya ampun. Mungkin nanti saat gue bacanya gue bisa menitikkan air mata.
:')
Yhaa.
Sampai di post selanjutnya, Sayang.
Komentar
Posting Komentar