Atas
nama ketersedianmu menjadi penutur dan pendengar setia
Meski
tidak serekat sediakala
Segenap
limpahan yang tidak bisa aku uraikan
Karenanya,
kuucapkan syukur diam-diam
Bahwa
kita dipertemukan bukan hanya sekali
Melainkan
berjuta kali melalui apapun
Kalau
saja,
Kalau
bisa,
Tak
ada yang baru di beranda
Jika kamu lihat, ada yang masih terdiam disudut
Dan
benda yang tergantung dari jauh hari
Secarik
mengenai yang kamu tau
Kita
selalu berbeda
Tapi
perkara tempat di ujung sana
Agaknya
kita sepakati tanpa banyak tetapi
Setengah
tahun, lalu setengah tahun lagi. Tepat dimana semuanya kembali ke tempat semula.
Aku sebenarnya tidak ingin berpikir soal itu. Tapi, sebagaimana itu dimulai.
Tidak akan semudah pikiran ini ingin menghempaskannya.
Walaupun
harus meraba-raba dasar lantai yang sama sekali tidak ada cahaya disana. Aku
masih akan melakukannya. Dengan perlahan, dan berhati-hati.
Dari
awal aku sudah kehilangan beberapa kata sebagai pembuka, karena kamu juga, sih!
Meski
aku yang paling bertanggung jawab terhadap fase ‘hampa’ yang setibanya
belakangan ini. Semuanya tampak tidak sekasatmata sebelumnya. Ada beberapa
tempat yang sudah kamu atau aku sepakati tidak akan kita gunakan lagi sebagai
ruang tunggu. Juga mengenai tempat yang kita sembunyikan masing-masing satu
sama lain. Jeda sunyi yang cukup menyenangkan kalau aku boleh bilang. Dengan
begitu kamu bisa dengan tiba-tiba memberikan aku kejutan yang membahagiakan.
Memang
tidak semuanya, tentu ada beberapa tempat dimana kita masih bisa menjadi kita.
Lokasi yang aku yakin akan terus ada. Kecuali jika terjadi hal-hal diluar
dugaan yang tidak bisa kita pastikan suatu waktu. Tapi nampaknya tidak akan
sampai kesitu.
Yah
tetap saja kalau aku melihatnya, semua terlihat menjadi semakin sulit.
Jangan
khawatir, tentu aku tidak mempermasalahkan. Kita tahu sesuatu hal pasti akan
berakhir. Mungkin yang kita habiskan itu sisa-sisa dari yang bisa kita
habiskan. Sehingga tidak ada lagi yang bisa kita habiskan. Tapi semoga masih
ada secuil, sedikit saja lebih dari cukup. Sehingga bisa aku simpan untuk waktu
yang tak dapat aku katakan kapannya.
Akan
aku sisakan sebagian sampai tidak ada lagi yang tersisa nantinya.
Setahun
ini, aku bisa memastikan asa yang mereka kirimkan kemarin telah tiba di waktu
yang tepat. Jalan yang kamu susuri, tampak terjal bagi sebagian. Tapi tidak ada
yang tidak mungkin bukan. Dengan semua xyz-mu, kembali lagi segalanya menjadi
lunak dengan sendirinya.
Seperti
yang kamu tahuu. Beberapa bulan terakhir aku sudah tidak memperdulikan tempat
ini lagi, karena memang tidak ada lagi yang harus aku tuangkan. Aku tidak bisa
menorehkan bahkan 1 coretan pun, semuanya hanya menggumpal dan tersimpan dalam
bentuk catatan kecil. Tidak bisa aku apa-apakan lagi.
Tadinya
juga aku ingin terus mengindahkan tempat ini, mungkin untuk waktu yang lama
semacam hitungan tahun. Tapi tetap. Tidak bisa tidak, ada yang tidak benar jika
aku sampai melewatkan momen ini tanpa mengunjungi dan memberikan sedikit. Sesuatu
perlu aku taruh disini. Masa bodoh mau itu berbentuk atau tidak, jelas atau
tidak.
Dan
terimakasih lagi. Juga maafkan kalimat-kalimat tidak beraturan yang sempat
terbaca, lalu ada bla bla bla yang menggelikan. Aku sungguh kehilangan insting
dan teknik merangkai huruf-huruf lagi.
Oh
ya seperti yang sepatutnya, sudah sewajarnya ada harapan yang disematkan bukan?
Sekali lagi ini harimu, waktu dimana segala hal berpusat pada satu saja. Saat
semesta mencoba memberi tahu sesuatu yang belum kamu ketahui. Hari dimana malam
nanti kamu berjalan menuju tempat tidur dengan beberapa ucapan yang masih terngiang
di kepala dari mereka.
Tapi
aku pikir sudah terlalu banyak yang mereka beri untukmu. Apa aku benar?
Diantara sekian banyak itu pasti selalu tentang kebaikanmu, tentang
kehidupanmu, tentang masa depanmu. Jadi biarkan untuk kali ini, aku membelot
dan jadi seseorang yang tidak mengikuti arah angin. Mungkin hanya aku seorang,
tapi tidak apa.
Biar
saja, doa untukmu hari ini aku panjatkan untukku sendiri. Aku menaruh namaku
jauh lebih banyak diatas kertas doa yang Ia bagikan dan dikhususkan untukmu.
Semoga...
Komentar
Posting Komentar