Langsung ke konten utama

Ms...

Atas nama ketersedianmu menjadi penutur dan pendengar setia
 
Meski tidak serekat sediakala
 
Segenap limpahan yang tidak bisa aku uraikan
 
Karenanya, kuucapkan syukur diam-diam
 
 
Bahwa kita dipertemukan bukan hanya sekali
Melainkan berjuta kali melalui apapun
Kalau saja,
 
Kalau bisa,
 
 
 
Tak ada yang baru di beranda
Jika kamu lihat, ada yang masih terdiam disudut
Dan benda yang tergantung dari jauh hari
 
Secarik mengenai yang kamu tau
 
 
Kita selalu berbeda
 
 
Tapi perkara tempat di ujung sana
Agaknya kita sepakati tanpa banyak tetapi

 

 


Setengah tahun, lalu setengah tahun lagi. Tepat dimana semuanya kembali ke tempat semula. Aku sebenarnya tidak ingin berpikir soal itu. Tapi, sebagaimana itu dimulai. Tidak akan semudah pikiran ini ingin menghempaskannya.


Walaupun harus meraba-raba dasar lantai yang sama sekali tidak ada cahaya disana. Aku masih akan melakukannya. Dengan perlahan, dan berhati-hati.


Dari awal aku sudah kehilangan beberapa kata sebagai pembuka, karena kamu juga, sih!


Meski aku yang paling bertanggung jawab terhadap fase ‘hampa’ yang setibanya belakangan ini. Semuanya tampak tidak sekasatmata sebelumnya. Ada beberapa tempat yang sudah kamu atau aku sepakati tidak akan kita gunakan lagi sebagai ruang tunggu. Juga mengenai tempat yang kita sembunyikan masing-masing satu sama lain. Jeda sunyi yang cukup menyenangkan kalau aku boleh bilang. Dengan begitu kamu bisa dengan tiba-tiba memberikan aku kejutan yang membahagiakan.


Memang tidak semuanya, tentu ada beberapa tempat dimana kita masih bisa menjadi kita. Lokasi yang aku yakin akan terus ada. Kecuali jika terjadi hal-hal diluar dugaan yang tidak bisa kita pastikan suatu waktu. Tapi nampaknya tidak akan sampai kesitu.


Yah tetap saja kalau aku melihatnya, semua terlihat menjadi semakin sulit.


Jangan khawatir, tentu aku tidak mempermasalahkan. Kita tahu sesuatu hal pasti akan berakhir. Mungkin yang kita habiskan itu sisa-sisa dari yang bisa kita habiskan. Sehingga tidak ada lagi yang bisa kita habiskan. Tapi semoga masih ada secuil, sedikit saja lebih dari cukup. Sehingga bisa aku simpan untuk waktu yang tak dapat aku katakan kapannya.


Akan aku sisakan sebagian sampai tidak ada lagi yang tersisa nantinya.


Setahun ini, aku bisa memastikan asa yang mereka kirimkan kemarin telah tiba di waktu yang tepat. Jalan yang kamu susuri, tampak terjal bagi sebagian. Tapi tidak ada yang tidak mungkin bukan. Dengan semua xyz-mu, kembali lagi segalanya menjadi lunak dengan sendirinya.


Seperti yang kamu tahuu. Beberapa bulan terakhir aku sudah tidak memperdulikan tempat ini lagi, karena memang tidak ada lagi yang harus aku tuangkan. Aku tidak bisa menorehkan bahkan 1 coretan pun, semuanya hanya menggumpal dan tersimpan dalam bentuk catatan kecil. Tidak bisa aku apa-apakan lagi.


Tadinya juga aku ingin terus mengindahkan tempat ini, mungkin untuk waktu yang lama semacam hitungan tahun. Tapi tetap. Tidak bisa tidak, ada yang tidak benar jika aku sampai melewatkan momen ini tanpa mengunjungi dan memberikan sedikit. Sesuatu perlu aku taruh disini. Masa bodoh mau itu berbentuk atau tidak, jelas atau tidak.


Dan terimakasih lagi. Juga maafkan kalimat-kalimat tidak beraturan yang sempat terbaca, lalu ada bla bla bla yang menggelikan. Aku sungguh kehilangan insting dan teknik merangkai huruf-huruf lagi.


Oh ya seperti yang sepatutnya, sudah sewajarnya ada harapan yang disematkan bukan? Sekali lagi ini harimu, waktu dimana segala hal berpusat pada satu saja. Saat semesta mencoba memberi tahu sesuatu yang belum kamu ketahui. Hari dimana malam nanti kamu berjalan menuju tempat tidur dengan beberapa ucapan yang masih terngiang di kepala dari mereka.


Tapi aku pikir sudah terlalu banyak yang mereka beri untukmu. Apa aku benar? Diantara sekian banyak itu pasti selalu tentang kebaikanmu, tentang kehidupanmu, tentang masa depanmu. Jadi biarkan untuk kali ini, aku membelot dan jadi seseorang yang tidak mengikuti arah angin. Mungkin hanya aku seorang, tapi tidak apa.


Biar saja, doa untukmu hari ini aku panjatkan untukku sendiri. Aku menaruh namaku jauh lebih banyak diatas kertas doa yang Ia bagikan dan dikhususkan untukmu.
Semoga...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beat Yourself.

Heloow~ Kemarin, tepatnya hari minggu gue abis ada pertemuan sama temen di komunitas gue. Wait... Komunitas? Iya buat yang belum tau, gue jadi salah satu volunteer di komunitas hijau di kota gue. Apa itu volunteer? Volunteer adalah sukarelawan, dia yang punya dedikasi terhadap suatu hal apapun itu dan mau mengerjakannya dengan sukarela tanpa   pamrih. Dia yang mau meluangkan waktu, tenaga, materi untuk kegiatan dengan ikhlas. Yaa, ehm, kaya gue gini. Cukup pengertian tentang volunteer, nanti gue dikira sombong lagi. Yang mau gue bahas disini adalah apa yang gue lakuin bareng mereka, maksud gue yang akan. Jadi kemarin itu kita ngebahas agenda untuk 3 bulan mendatang, Aksi apa aja yang bakal kita adakan untuk memperingati beberapa hari lingkungan kedepan. Seperti biasa, saat rapat berlangsung gue bersikap pasif. Gue emang kurang jago urusan ngomong dan jadi pusat perhatian di forum resmi kaya gitu. Tapi jangan salah ya, kalo disuruh ngomong depan gebetan sih gue u

Selenophile

Baiklah. 10 Agustus 2021 "Sepertinya memang sudah waktunya." Terbersit kata-kata itu di benakku sepulang dari kediaman Bapak Sekdes, awalnya aku kira kalimat itu hanya sekedar pemikiran yang spontan dan biasa. Seperti saat aku memikirkan bagaimana bisa seorang temanku sering datang terlambat padahal rumahnya dekat atau saat aku berencana meminta camilan di meja seorang rekan kerja untuk meredam lapar di sore hari . Aku melihat itu hanya pikiran biasa dan tidak memiliki arti apapun. Sore itu dalam perjalanan pulang berlatarkan matahari yang menggantung dan terus turun ke arah barat bumi. Sinarnya melemah seiring menit berlalu, aku merasakan waktu sangat cepat menyeret gelap muncul yang dimulai dari timur langit merembet perlahan memenuhi angkasa. Cahaya meredup sayup-sayup. Saat pertama aku tanpa sadar merapal harap agar gelap tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu dan bisa menunggu lebih lama lagi, aku ingin lebih lama lagi, tolonglah.  Sebuah doa klise yang tidak mungkin

Turbulensi

Beberapa jam sebelum hari kemarin berakhir gue udah hampir collaps. Dengan sederet kejadian mengejutkan yang gue alamin sedari pagi sampe sore yang bisa bikin migrain. Kejadian berantai, maksud gue. Karena hal itu gue jadi ngga bisa melakukan hal ini. Karena hal ini ngga bisa gue lakukan, hal itu akhirnya ngga jadi. Sesuatu semacam itu, kalian pasti paham lah.   Kebanyakan manusia beruntung di hari kelahirannya, ya gue tau itu opini gue aja. Meskipun cuman opini tapi gue yakin banget, soalnya banyak temen/seseorang yang gue tau. Dari cerita yang gue denger dari mereka, ataupun dari yang gue tau. Hoki mereka seakan berlipat. Dan itu yang jadi patokan gue dalam menilai hari kelahiran. Hari yang beruntung.   Tapi semesta punya rencana lain buat gue. Selalu begitu, Tuhan Maha Mengejutkan.