Langsung ke konten utama

Being Hero is Simple

Dalam beberapa tahap permainan yang kita sebut kehidupan ini. Selalu ada pihak-pihak yang dengan atau tanpa bantuannya pasti berpengaruh buat kita. Mereka akan datang perlahan lalu membantu kita melawan musuh yang lagi kita hadapin. Atau juga sang antagonis yang menghambat kita mencapai suatu pencapaian.


Siapapun mereka dan bagaimana peran mereka untuk hidup kita, satu hal yang pasti. Mereka yang datang itu punya batasan, selalu ada batasan. Batasan itu kita namakan waktu. Engga selamanya mereka, yang berperan baik maupun buruk itu akan terus berdiri di sekitar kita.


Jika sekarang kita udah dapet siapapun itu yang selalu ada di samping kita dalam artian positif. Jangan terlalu senang. Hehe. Percaya sama gue, itu gak akan kekal, kecuali
Allah SWT. Mereka akan pergi dan terganti oleh apapun yang di sediakan waktu buat ngebantu kita maju ke level permainan selanjutnya.


Dalam sebuah game, kita ga mungkin sendiri. Selalu ada lawan dan kawan yang bersinergi demi sebuah akhir yang sudah di persiapkan untuk kita. Mereka hanya akan membantu/menghambat kita. Sisanya kita sendirilah yang akan mendapatkan hasil akhir itu. Kali ini gue bakal jelasin mereka yang membantu kita dalam game.


Btw, Kenapa gue analogikan sebagai permainan/game? Yakarna dalam beberapa sudut, hidup memang seperti game. Kita punya tujuan. Kita punya titik yang harus di capai. Kita punya puncak yang bukanlah suatu pilihan kita untuk tidak kesana. Ya seperti video game, bukan?


Tapi ada yang membedakannya. Dalam beberapa kasus mungkin. Jika saat bermain video game kesulitan akan datang berbanding lurus dengan tingkat level yang sedang kita hadapi. Namun dalam kehidupan ini hukum itu tidak selamanya berlaku. Ada beberapa, namun tidak semua.


Bahkan ada yang tingkat kesulitan dan levelnya berbanding terbalik. Maksud gue, dia menuju level yang tinggi tapi dengan kesulitan yang tergolong mudah. Menarik bukan? Kembali lagi keatas. Orang terakhir yang gue jelasin bisa menjalani kehidupan yang begitu nyaman adalah dengan adanya bantuan. Bantuan siapa? Bantuan orang yang terus menerus mereka dapatkan di level-level sebelumnya. This.


Jika di game bantuan dalam setiap level selalu ada. Entah dari perlengkapan tambahan, bonus, karakter yang menemani, atau beberapa contoh lainnya. Tapi dalam kehidupan sebenarnya, semua itu di gantikan oleh peran yang nyata.


Kita menyebutnya pahlawan. Pahlawan bukan selalu tentang orang yang membela bangsa melalui tumpah darah saja. Tapi, gue mau menyederhanakan ini. Definisi pahlawan memang seperti apa yang gue tulis dalam dua kalimat sebelum ini. Mereka yang berjuang tanpa putus asa untuk memperoleh apa yang harusnya mereka dapatkan. Mereka yang berusaha mengambil kembali apa yang jadi milik mereka.


Tapi itu arti pahlawan dalam skala nasional. Lebih kompleks dan penuh syarat untuk bisa masuk ke dalam status itu. Yang pengen gue bahas adalah pahlawan dalam skala lebih kecil, sangat kecil. Yaitu orang di sekitar kita.


Akuin aja, pasti kita punya sosok pahlawan yang selalu ada. Buat yang belum punya, itu ga mungkin. Selalu ada mereka yang selalu siap menyingsingkan lengan bajunya untuk kita. Kalaupun sekarang engga ada, entah nanti? Atau sebelumnya, bahkan mungkin kita engga sadar akan kehadiran mereka. See?


Pahlawan yang ini tergambar dengan sebegitu sederhana. Pahlawan yang berkapasitas untuk bisa masuk ke seluruh pori-pori kita lewat segala bentuk pengorbanannya. Pahlawan yang siap sedia membantu kita menghadapi level yang sudah, sedang, atau akan kita hadapi nanti.


Untuk segelintir orang yang memiliki level yang tinggi dan tingkat kesulitan rendah. Pasti, tingkat kesulitan yang rendah itu berbanding terbalik dengan kuantitas dan kualitas pahlawan yang selalu bersama mereka. Mereka punya orang terbaik dalam berbagai macam situasi yang menghadang mereka.


Lalu mereka akan ada disana. Mereka yang memberi arah di saat kompas kita rusak. Mereka yang terjaga saat kita terlelap. Mereka yang terpanggil saat kita membutuhkan. Pahlawan dalam artian yang sederhana. Mungkin sekarang kita lagi memproyeksikan siapa pahlawan kita itu. Bener, kan? Hahaha


Well, intinya. Permainan dalam bentuk lain, yaitu kehidupan ini akan sangat rumit untuk bisa kita arungi sendirian. Perlu adanya lengan yang siap menyambut dan membimbing kita dalam setiap langkah yang terkadang sulit.


Kita sangat membutuhkan sosok pahlawan, sekalipun untuk artian yang sangat sederhana. Adalah kewajiban kita untuk mencari berbagai sosok itu yang mungkin tersebar di sekeliling kita. Melakukan hal positif jadi salah satu magnet untuk menarik mereka ke arah kita.


Jadi gitu. Mungkin tulisan gue belibet dan engga nyambung ya. Baca ulang aja kalo masih bingung. Kalo tetep bingung bisa hubungi gue. I will be there for you.
K! See you when i see you.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beat Yourself.

Heloow~ Kemarin, tepatnya hari minggu gue abis ada pertemuan sama temen di komunitas gue. Wait... Komunitas? Iya buat yang belum tau, gue jadi salah satu volunteer di komunitas hijau di kota gue. Apa itu volunteer? Volunteer adalah sukarelawan, dia yang punya dedikasi terhadap suatu hal apapun itu dan mau mengerjakannya dengan sukarela tanpa   pamrih. Dia yang mau meluangkan waktu, tenaga, materi untuk kegiatan dengan ikhlas. Yaa, ehm, kaya gue gini. Cukup pengertian tentang volunteer, nanti gue dikira sombong lagi. Yang mau gue bahas disini adalah apa yang gue lakuin bareng mereka, maksud gue yang akan. Jadi kemarin itu kita ngebahas agenda untuk 3 bulan mendatang, Aksi apa aja yang bakal kita adakan untuk memperingati beberapa hari lingkungan kedepan. Seperti biasa, saat rapat berlangsung gue bersikap pasif. Gue emang kurang jago urusan ngomong dan jadi pusat perhatian di forum resmi kaya gitu. Tapi jangan salah ya, kalo disuruh ngomong depan gebetan sih gue u

Selenophile

Baiklah. 10 Agustus 2021 "Sepertinya memang sudah waktunya." Terbersit kata-kata itu di benakku sepulang dari kediaman Bapak Sekdes, awalnya aku kira kalimat itu hanya sekedar pemikiran yang spontan dan biasa. Seperti saat aku memikirkan bagaimana bisa seorang temanku sering datang terlambat padahal rumahnya dekat atau saat aku berencana meminta camilan di meja seorang rekan kerja untuk meredam lapar di sore hari . Aku melihat itu hanya pikiran biasa dan tidak memiliki arti apapun. Sore itu dalam perjalanan pulang berlatarkan matahari yang menggantung dan terus turun ke arah barat bumi. Sinarnya melemah seiring menit berlalu, aku merasakan waktu sangat cepat menyeret gelap muncul yang dimulai dari timur langit merembet perlahan memenuhi angkasa. Cahaya meredup sayup-sayup. Saat pertama aku tanpa sadar merapal harap agar gelap tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu dan bisa menunggu lebih lama lagi, aku ingin lebih lama lagi, tolonglah.  Sebuah doa klise yang tidak mungkin

Turbulensi

Beberapa jam sebelum hari kemarin berakhir gue udah hampir collaps. Dengan sederet kejadian mengejutkan yang gue alamin sedari pagi sampe sore yang bisa bikin migrain. Kejadian berantai, maksud gue. Karena hal itu gue jadi ngga bisa melakukan hal ini. Karena hal ini ngga bisa gue lakukan, hal itu akhirnya ngga jadi. Sesuatu semacam itu, kalian pasti paham lah.   Kebanyakan manusia beruntung di hari kelahirannya, ya gue tau itu opini gue aja. Meskipun cuman opini tapi gue yakin banget, soalnya banyak temen/seseorang yang gue tau. Dari cerita yang gue denger dari mereka, ataupun dari yang gue tau. Hoki mereka seakan berlipat. Dan itu yang jadi patokan gue dalam menilai hari kelahiran. Hari yang beruntung.   Tapi semesta punya rencana lain buat gue. Selalu begitu, Tuhan Maha Mengejutkan.