Langsung ke konten utama

Friday 13th


Horror, mungkin itu kata pertama yang keluar saat ngeliat tanggal 13 yang jatuh pada hari Jumat. Harus gue akuin, gue juga kadang mikir gitu sih. Friday 13th atau Jumat tanggal 13 udah jadi satu tanggal keramat buat kebanyakan masyarakat. Apalagi buat mereka yang maniak film horror.


Kalo ada yang nanyain angka sial, gue berani taruhan angka 13 adalah angka yang pertama muncul di pikiran lo. Bener kan? Angka 13 udah jadi satu ikon kuat yang melambangkan kesialan, misteri, hantu, tumbal, atau apapun yang berhubungan sama dunia mistis. 13 adalah angka yang dihindari.


Bahkan di Cina, dari yang gue tau, di berbagai gedung pencakar langit disana ngga ada yang namanya lantai 13. Dari lantai 12 langsung ke lantai 14. Tapi kayanya bukan cuma di Cina deh. Dan walaupun itu takhayul yang harusnya bisa dengan mudah tergerus oleh modernisasi jaman urban kaya sekarang. Tapi anehnya masih banyak orang di dunia ini yang cukup kolot buat percaya.


Dari berbagai artikel atau halaman web yang gue baca di internet. Setiap hal yang berhubungan sama angka 13 itu
bisa mengindikasikan kurang hoki. Dan jujur aja nih, gue ngga terlalu yakin sama itu. Karena apa? Well, jumlah huruf di nama panjang gue ada 13 dan gue percaya hidup gue ngga akan sesial seperti yang mereka prediksi.


Okehh, gue ngga mau bahas mitos angka 13 lebih lanjut karena emang gue bukan ahli numerologi atau cocoklogi. Haha. 

Dalam agama gue, tiada hari yang lebih spesial dari hari Jumat. Hari yang paling baik dari ke-6 hari lainnya. Banyak keistimewaan yang Allah SWT sebarkan hanya pada hari itu. Dan keistimewaan itu ngga bakal gue bahas satu-persatu disini karena emang gue belum terlalu expert sama ilmu agama. Mungkin buat yang penasaran apa aja sih keistimewaan hari Jumat bisa mampir ke blog sebelah. :v


Tapi satu hal, Gue pun berfikir demikian. Dibanding hari-hari biasa, Jumat punya arti lebih buat gue. Terlepas dari alasan agama, gue emang cenderung berkiblat ke hari Jumat kalo soal hari favorit.


“Gimana kalo Friday, 13th? Kan serem tuh. Lo masih suka sama tanggal itu?” Buat yang punya atau kepikiran sama pertanyaan model ini. Yep, lo dapet seluruh perhatian gue. Karena inilah yang mau gue bahas lebih lanjut. Di bulan ini, tepatnya bulan Februari tahun 2015, tanggal ini keulang lagi. Dan jarang loh hari Jumat itu bertepatan sama tanggal 13. Tahun 2015 aja cuma punya 3 dari 12 bulan yang pada tanggal 13-nya itu adalah hari Jumat. Pokoknya langka dan eksklusif.


Berbanding terbalik sama mayoritas orang-orang. Gue suka tanggal mistis ini! Yess, gue ngerasa setiap tanggal 13 hari Jumat gue dapet energi lebih buat ngelakuin apapun. Adrenalin gue seakan terpacu lebih buat mengisi sirkulasi darah di seluruh tubuh. Tangan sama kaki gue jadi jauh lebih ringan dari biasanya. Pikiran gue sangat jernih dan bisa dapet banyak ide-ide baru. Mood gue naik drastis ke tingkat diatas normal. Mungkin lo pada ngira gue pengikut komunitas wahyudi sama remason gegara suka sama tanggal ini ya? Atau nebak kalo gue antek-antek dukun santet yang tinggal di pedaleman hutan? Bukan. Absurd banget. Bukan karena itu kok. Penyebabnya adalah...


Ada beberapa, tapi yang paling realistis sih sugesti dalam diri gue sendiri. Gue orangnya tergolong anti mainstream. Suka hal yang berlawanan sama orang kebanyakan. Saat mereka benci atau ngga suka sama sesuatu, contohnya seperti tanggal itu, gue ngga akan ngelakuin hal yang sama. Karena bagi gue ini cuma masalah mindset. Tapi ada beberapa yang ngga bisa gue akalin sama mindset, mungkin karena hal itu jauh lebih kuat dari pikiran gue sendiri. Huehe.


Balik lagi ke atas. Mindset. Kita, khususnya movieholic genre horror pasti udah dapet doktrin lebih banyak dari yang kita sadarin. Doktrin berupa hal-hal horror yang umum, contohnya kaya Friday13th itu. Dan gue sebagai salah satu dari mereka juga dapet doktrin yang sama. Tapi entah kenapa gue malah suka aja sama tanggal ini.


Gue ngga tau ini kekurangan atau kelebihan. Tapi pola berfikir gue yang cenderung beda kadang ngebikin banyak hal rumit. Gue suka dan sering banget berfikir, dan apapun bisa masuk ke otak gue. Dari banyak hal abstrak itu gue selalu coba menganalisanya sampe ke detail terkecil. Pertanyaan dasar yang diajarin guru Bahasa Indonesia pada saat gue SMP semuanya gue pake buat ngupas hal yang ngga penting itu. 5W+1H. Satupun ngga ada yang luput.


Contohnya ya kaya Jumat tanggal 13 ini. Beberapa kali gue nonton film horror thriller yang tokoh utamanya psikopat sadis bertopeng. Alias Jason Voorhees. Di film itu hari Jumat dikeramatkan, jadi momok serius buat seluruh calon korban. Gue mikir, kenapa? Kenapa harus tanggal itu? Lalu gue cari-cari di internet kira-kira apa yang salah. Ternyata di barat sana, tepatnya Amerika dan Inggris emang Friday the 13th itu adalah hari yang sial. Ngga peduli jatuh pada bulan apa dan tahun apa. Alesan dari takhayul itu masih simpang siur sampe sekarang, tapi dari yang gue baca sih penyebab utamanya karena faktor agama mayoritas di barat sana yang menasbihkan Friday 13th jadi hari yang kurang baik.


Well, Gue orang Jawa, dalam kalender Jawa juga punya beberapa hari atau tanggal yang bisa dibilang horror dan setingkat sama Friday13th. Salah satunya hari Jumat Kliwon. Dan coba tebak? Dia, salah satu yang lahir di hari itulah yang ngetik postingan ini.


Mungkin cukup ya penjelasan ngga lengkap dan ngga bermanfaat ini.
K! See you when I see you~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beat Yourself.

Heloow~ Kemarin, tepatnya hari minggu gue abis ada pertemuan sama temen di komunitas gue. Wait... Komunitas? Iya buat yang belum tau, gue jadi salah satu volunteer di komunitas hijau di kota gue. Apa itu volunteer? Volunteer adalah sukarelawan, dia yang punya dedikasi terhadap suatu hal apapun itu dan mau mengerjakannya dengan sukarela tanpa   pamrih. Dia yang mau meluangkan waktu, tenaga, materi untuk kegiatan dengan ikhlas. Yaa, ehm, kaya gue gini. Cukup pengertian tentang volunteer, nanti gue dikira sombong lagi. Yang mau gue bahas disini adalah apa yang gue lakuin bareng mereka, maksud gue yang akan. Jadi kemarin itu kita ngebahas agenda untuk 3 bulan mendatang, Aksi apa aja yang bakal kita adakan untuk memperingati beberapa hari lingkungan kedepan. Seperti biasa, saat rapat berlangsung gue bersikap pasif. Gue emang kurang jago urusan ngomong dan jadi pusat perhatian di forum resmi kaya gitu. Tapi jangan salah ya, kalo disuruh ngomong depan gebetan sih gue u

Selenophile

Baiklah. 10 Agustus 2021 "Sepertinya memang sudah waktunya." Terbersit kata-kata itu di benakku sepulang dari kediaman Bapak Sekdes, awalnya aku kira kalimat itu hanya sekedar pemikiran yang spontan dan biasa. Seperti saat aku memikirkan bagaimana bisa seorang temanku sering datang terlambat padahal rumahnya dekat atau saat aku berencana meminta camilan di meja seorang rekan kerja untuk meredam lapar di sore hari . Aku melihat itu hanya pikiran biasa dan tidak memiliki arti apapun. Sore itu dalam perjalanan pulang berlatarkan matahari yang menggantung dan terus turun ke arah barat bumi. Sinarnya melemah seiring menit berlalu, aku merasakan waktu sangat cepat menyeret gelap muncul yang dimulai dari timur langit merembet perlahan memenuhi angkasa. Cahaya meredup sayup-sayup. Saat pertama aku tanpa sadar merapal harap agar gelap tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu dan bisa menunggu lebih lama lagi, aku ingin lebih lama lagi, tolonglah.  Sebuah doa klise yang tidak mungkin

Turbulensi

Beberapa jam sebelum hari kemarin berakhir gue udah hampir collaps. Dengan sederet kejadian mengejutkan yang gue alamin sedari pagi sampe sore yang bisa bikin migrain. Kejadian berantai, maksud gue. Karena hal itu gue jadi ngga bisa melakukan hal ini. Karena hal ini ngga bisa gue lakukan, hal itu akhirnya ngga jadi. Sesuatu semacam itu, kalian pasti paham lah.   Kebanyakan manusia beruntung di hari kelahirannya, ya gue tau itu opini gue aja. Meskipun cuman opini tapi gue yakin banget, soalnya banyak temen/seseorang yang gue tau. Dari cerita yang gue denger dari mereka, ataupun dari yang gue tau. Hoki mereka seakan berlipat. Dan itu yang jadi patokan gue dalam menilai hari kelahiran. Hari yang beruntung.   Tapi semesta punya rencana lain buat gue. Selalu begitu, Tuhan Maha Mengejutkan.