Siapa
yang paling kuat yang akan menang, begitu kata mereka yang mengadopsi bunyi hukum
rimba. Manusia barbar dari benua biru yang lebih menyukai pedang yang beradu
ketimbang tangan yang bersatu. Tapi tak apa, semua itu hal biasa di saat itu.
Kekuasaan yang perlu dibayar dengan mahal. Bukan dengan berpeti-peti emas, tapi
sesuatu yang terdengar kurang pantas. Ratusan kepala yang ditebas dan ribuan
bola mata yang terlepas.
Banyaknya
pertumpahan darah dan isi kepala yang tercecer di bumi itu membuatmu turun ke
dunia. Keindahan yang keji, kalo aku boleh menyebutnya. Sebab pekerjaanmu yang
mencekam dan tampak hitam. Memilah roh yang merupakan kehidupan lalu membunuh
sisanya. Meskipun bertemankan kematian, parasmu tidak pernah menunjukan
kegelisahan. Kebiasaan mengerikan.
Biarpun
begitu. Penampilanmu selalu mencengangkan. Menaiki pegasus atau unicorn,
keduanya sama menakjubkan dan mengindahkanmu lebih lagi. Tunggangan mahal
sempurna yang cocok jika harus dipadukan denganmu. Juga dengan baju zirah
berkilauan yang menghiasi setiap inci tubuh. Dan satu lagi yang tidak bisa
tidak untuk disebutkan. Helm perang yang memancarkan Aurora dari langit utara
yang selalu kamu kenakan itu bukan perlengkapan main-main. Juga wajahmu dengan
kecantikan yang tidak biasa, tidak luntur walau berdampingan dengan tombak
bermandikan darah yang kamu bawa kemanapun. Siapa yang tidak menyukai semua itu?
Dan itu ada padamu.
Dari
sekian banyak nyawa para ksatria yang gugur di medan perang, mereka sepakat
hanya punya satu keinginan. Bertatap langsung denganmu dan diberikan tumpangan
agar bisa naik ke Valhalla. Disana mereka akan disambut dengan hangat. Lalu
bertemu dengan Odin setiap hari untuk menghabiskan santap malam bersama. Itu janji
para dewa yang terpatri di kepala mereka jauh-jauh hari sebelumnya. Pemicu
paling mujarab untuk mengobarkan semangat saat mempertaruhkan nyawa.
Valkyrie
memegang peranan penting untuk membantu petarung tangguh mencapai keinginan
terakhirnya tersebut.
Mengemban
tugas mulia dari langit, kehadiranmu tentu dinantikan oleh para viking terlatih
yang sedang mengangkat senjata. Tidak perlu muncul saat semua sedang
berlangsung. Saat darah sudah menyerap ke tanah, saat tulang-belulang telah
hancur dan menjadi serpihan kecil, saat sekumpulan burung nazar menyeringai di
langit yang semakin pucat, dan disusul para karnivora yang mengintip dibalik
pohon terdekat.
Kamu
hanya perlu datang saat semua sudah lenyap dan terlambat. Saat keadaan senyap
dan menyisakan parfum paling busuk yang menggantung di langit. Parfum beraroma
kematian yang kental. Lalu kamu bebas memilih siapapun itu, memaksa mereka
merapalkan harap bahkan disaat mereka sudah tidak bisa melakukannya. Mempertaruhkan
keberuntungan mereka di tanganmu. Seperti itu yang kamu inginkan, bukan?
Ia
mengambil roh orang mati semudah membalikkan telapak tangan, serupa dirimu yang
dengan mudahnya menggenggam jantung mereka sesuka hati. Lalu mencabutnya.
Tidakkah itu mengerikan.
Aku
tidak bisa bilang yang dilakukannya itu salah. Tidak. Aku hanya kasihan dengan
nasib mereka. Bagaimana mereka sudah bertarung habis-habisan sampai nafas
terakhir mereka melambung ke langit. Dan Valkyrie, hanya mengambil satu dari
dua kepala untuk dijadikan Eirhenjar. Memberinya tempat khusus di Valhalla. Hanya
satu yang akan melaju, sesuka hatimu saat itu. Yang tidak menentu.
Bukankah
itu tidak adil dan menyedihkan? Menggantungkan takdir para ksatria yang sudah
berusaha keras dan sampai akhirnya melepas nyawa di tangan seorang wanita.
Selalu seperti itu, dimanapun. Sejarah terulang kembali setiap saat, hanya
berganti latar waktu dan nama saja.
Sekarang
semua ada di tanganmu, pilihan itu. Siapa yang akan kamu bawa naik menuju
kediaman para dewa. Di aula peristirahatanmu yang megah. Memberikan siapapun
dia kehormatan tanpa batas untuk bertarung di sisi sepasukan luar biasa Aesir
dari Asgard saat Ragnarok tiba nanti, My Valkyrie.
Komentar
Posting Komentar