Salah
kaprah. Minggu ini bukannya santai tapi malah lunglai. Agak melelahkan memang
kalo bantu orang pindahan. Masalahnya cowok selalu dapet porsi gotong lemari
dan kulkas. Juga benda dengan berat lebih dari 20kilo lainnya.
Untunglah
kerabat dekat, jadi aku tidak terlalu misuh-misuh mengenai otot yang menegang
beberapa jam tadi. Dan berbagi sedikit kebaikan tepat sehari sebelum Ramadhan
kiranya juga bukan ide buruk.
Benar-benar
menyita waktu, datang pagi pulang malem dihari minggu. Dilanjut ritual Shalat
Tarawih pertama. Beruntung hari ini berbeda dari hari biasanya, oleh sebab itu
aku tidak sudi jika harus dilewati tanpa mengisi blog sialan ini. --,
Jadilah
sesempatnya dan secepatnya aku membuat catatan ini.
Semua
orang pasti punya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan. Dan kebiasaanku sedari
dulu adalah menyempatkan diri sejenak untuk memikirkan hal kecil. Hal
remeh-temeh mungkin kalo kamu bilang. Tapi tidak masalah lah, selama aku
menikmatinya.
Atau
lagi, saat temanku yang semalam membawa temannya yang lucu banget itu. Gadis
berkacamata yang mempunyai air muka polos dipadu dengan senyum simpul semesta,
kesan yang pas. Dan berhubung tidak ada yang bisa mengubah kesan pertama, jadi
sekali lagi. Biarkan kesan manis itu yang membekas untuk dirinya. Sampai
pertemuan kedua kita nanti, tak akan ada satu orangpun yang bisa merusak imaji
tentangmu.
Saat
kita teringat tentang suatu hal, semisal peristiwa lampau. Pasti ingatan kita
bukan hanya mengais kejadian itu. Memori selalu merembet kemana-mana, mencari
ruang disekitar untuk memperlebar guratan sketsa. Ingatan tidak pernah
membiarkan kita terpatri pada satu ketukan kejadian.
Seperti
sekarang, aku sehabis membaca jadwal Copa America yang akan digelar bulan Juni
ini. 10 Juni, 5 hari dari sekarang akan ada pertandingan antara Uruguay vs
Venezuela. Ngomong-ngomong, aku menjagokan Uruguay pada ajang sepakbola akbar
benua Amerika tersebut. Lalu kamu lihat
kan, lawannya? Venezuela. Tidak ada hal istimewa pada permainan tim itu
menurutku. Materi pemain yang belum aku pahami, juga segala hal asing yang
tidak mau aku kenali.
Tapi
setidaknya ada satu hal indah yang terdapat di Venezuela yang aku tahu betul
dan menjadi salah satu destinasi impian. Selain Budapest dan Arch de Triomphe
di list teratas.
Pagelaran
menakjubkan dari alam. Yang terbaik di seluruh dunia. Angel Falls. Sebuah surga
yang turun dari langit dan mencicipi sakitnya gravitasi. Air yang mampu
membelah awan. Dimana lagi kamu bisa menemukannya?
Menyandang
predikat sebagai air terjun tertinggi, tempat terbaik dalam mencari inspirasi.
Pencapain terhebat para buih air, mungkin diantara kehidupan para tetes air.
Terjun bebas dari puncak Angel Falls merupakan suatu kehormatan dan bisa
menaikkan gengsi mereka. Mungkin saja.
“Jauh
diujung sebuah sungai, muara masih menanti dengan ikhlas.
Setiap tetes darinya yang pergi terbawa awan.”
Tapi
air tetaplah air. Semelangit apapun kehidupan membawa mereka naik, ia akan
tetap mengalir ke bawah. Kembali membasahi bumi. Bertransformasi menjadi aliran
kecil dan besar yang tersebar secara merata, sumber kehidupan, kata mereka.
Menuju tempat baik, dengan tujuan yang lebih baik.
Aliran
sungai yang mengendapkan bebatuan dan butir pasir pada liku disana. Membantu
lebih banyak dari yang bisa dilakukan angin pada dedaunan diujung tangkai, juga
tanah yang membantunya membusuk saat terjatuh. Untuk menciptakan kehidupan
dimanapun, aliran air telah membawa segala apa saja yang dibutuhkan.
Pada
akhirnya kembali lagi, hidup merupakan pilihan. Apa kita mau menjadi lekukan
sungai yang menunggu perubahan, atau menjelma arus air yang membawa perubahan.
Keduanya sama penting untuk bisa bersanding.
Dan
seorang teman yang beberapa kali mengingatkanku tentang hal itu juga tidak
harus tidak mendapatkan terimakasih.
Sekali
lagi, kemarin sudah menjadi masa lalu. Selamat untukmu.
Segeralah
bertemu dengan pertemuan tanpa perpisahan yang kamu idam-idamkan. Kalo kata
seseorang, “Hidup adalah seni meringkas.” Jadi fokuskan pada satu saja, yang
dirasa paling layak untuk memberikan hiasan kecil yang akan menyempurnakan. Mendewasalah
dengan perlahan. Jangan terlalu cepat agar setiap incinya bisa kamu pahami
dengan baik.
Yang
terakhir namun bukan akhir, semesta nampak menarik garis takdir yang begitu
angkuh untuk seluruh haru. Terbukti sampai sekarang Tuhan belum juga merestui.
Tapi tak apa, aku masih dapat melihat seberkas daripada kilauan itu, diantara pekatnya
penantian yang memenuhi rongga langit diatas.
Kemudian
berbahagialah seterusnya, agar kamu bisa membahagiakan orang lain. Semoga
selalu pada setiap harimu, terdapat keindahan kasih untuk dikisahkan.
Yang
pada namanya tersisipkan berjuta Mimpi.
Malam
ini terasa begitu istimewa
Entah
kamu yang sedang manis-manisnya
Atau
aku yang sedang rindu-rindunya
(Distilasi
Alkena)
Komentar
Posting Komentar