Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

83/90

Terdiam untuk waktu yang cukup lama sembari menatap lekat singgasana tempat kalian bersandar dalam bahagia. Mencoba memahami segala yang tengah berlangsung. Patah hati paling unik yang baru ini aku rasakan.

79/90

Sorot yang kita kenal kini mengira bahwasanya titik nadir sudah tidak begitu jauh di depan. Sembari menanti sederetan kompulsi yang direncanakan melebur jadi satu. Karena meracau pada sisa harinya perkara prasasti yang bertuliskan namanya pun tidak akan mengubah apapun.

78/90

Pembahasan menarik dari ragam opini memperkaya cara pandang dan memperluas sudut pandang. Selalu menyenangkan bertemu dengan seseorang yang teguh pada idealismenya. Secara lisan dan kenyataan.

76/90

I don't care if I know Just where I will go 'Cause all that I need is this crazy feeling A rat-tat-tat of my heart  Think I want it to stay   - City of Stars

75/90

Wajah dari waktu yang senantiasa berubah seharusnya membuat kita mengantisipasi satu hal. Kefanaan. Apa yang sedang terjadi saat ini, tidak akan tetap seperti itu. Pun apa yang tidak terjadi sekarang, kita tidak pernah tau bagaimana bila esok sesuatu itu datang.

74/90

Menyoal tentang hening yang menyusup ke dalam keramaian. Seorang berteori bahwa tidaklah mustahil keadaan itu dimana setiap air yang kau miliki dituangkan pada layar pucat berlapiskan minyak. Kau butuh pemersatu yang berasal dari tempat itu.

73/90

Keresahan paling minimal minggu ini disebabkan karena mencoba menerka apa yang seseorang pikirkan saat memutuskan berhenti mengikuti salah satu akun media sosial kita. Tidak penting, tapi tetap mengganjal.

72/90

Bertumpu pada tungkai sedari fajar mengintip hingga gulita mengangkasa, terekam jelas pada hari-harinya sepasang lengan yang tak henti menunjuk ke langit. Rahwana berkata lembut, "Mendamba Shinta belum pernah seperih ini sebelumnya."

71/90

Terhadap keseluruhan cerita yang telah digariskan, semoga satu nama yang selalu kita semogakan benar-benar bisa bersinggungan disana. Mungkin bukan sekarang, mungkin bukan kemarin. Boleh saja nanti, atau di kehidupan selanjutnya.

68/90

Kelak semuanya akan beranggapan bahwa, tidak apa menjadi bukan siapa-siapa. Saat dihadapkan dengan seseorang yang menerima semua itu dengan hati terbuka.

67/90

Kenapa bisa dirimu menata sebuah sapa hingga bisa bepergian sendiri menuju tempat yang dituju, kalau bukan karena andil sebuah perasaan. Meluruskan pertanda selama riuh masih terus disana.

65/90

Seperti terburu-buru melambaikan bendera putih. Padahal jika ditelisik, keberadaan seorang pemerhati pada ketidakabadiaan belum bisa kau perhitungkan lebih jauh. Baik-baik sebagai penggembira disana, setitik belum terlupa sampai akar itu tercabut sempurna.

Caption Rizki

" Jangan terlalu serius Ki, belum tentu jadi kan ? Coba liat banyak yang bertahun-tahun memadu kasih tapi kandas sebelum sampai tujuan ." Ucapku disela obrolan via telpon pada malam hari tanggal 17 Februari 2018 kemarin . Sedikit saran dari ku untuk kelanjutan kisahmu yang sudah lama ingin aku dengar . Sedari kita masih satu seragam dulu sampai sekarang baru ini aku mendapati b ahwa telah ada perempuan beruntung tempat kau menambatkan pilihan .   Lalu satu bulan setelahnya kabar itu tiba , rencana sekali seumur hidup yang jadi prioritas beberapa orang itu akhirnya aku dengar . Sedikit sedih , banyak bahagianya . Lebih banyak kagetnya sih . Masih banyak pertanyaan dan pembahasan yang harus kita bicarakan nanti , tapi aku simpan dulu semua itu pada hari yang sakral ini . Tidak ada yang lebih aku inginkan hari ini selain kebahagiaan kalian. Dimulai dari hari ini sampa

64/90

Siapa sangka yang paling akhir mendapatkan tiket malah lebih dahulu menantang penghulu. Setiap jengkal takdir memang unik, pun sudah aku ikrarkan berkali-kali kalo Tuhan memang Maha Mengejutkan. Selanjutnya siapa? Kalau aku sudah pasti urutan terakhir. Maaf.

62/90

And you can't fight the tears that ain't coming  Or the moment of truth in your lies  When everything feels like the movies  Yeah you bleed just to know your alive - Iris

61/90

Jejaka melempar sauh ke batang pohon yang dilaluinya tepat sebelum sekoci yang ia naiki sedari hulu karam. Sekoci bernama idealisme itu tidak tahan lagi dengan arus deras pada sungai kehidupan. Sekarang ia berjalan tanpa alas, menyusuri dengan perlahan segala medan pada jalur tanpa batas.

60/90

Segaris tipis berupa tertanda darimu memenuhi seluruh ufuk barat dengan rona. Menjemput swastamita paling indah sejagat di cakrawala. Lanskap sempurna yang seolah berkata, sejauh apapun raga mengelana, percaya saja kita masih disana.

59/90

Setelah hampir 10 tahun, atau 9 tahun tepatnya, senyum itu ternyata masih semanis yang aku ingat. Tidak berubah barang sedikit pun. Senang bisa dipertemukan kembali.

58/90

Upaya paling tegas dalam menghalau serangkaian distorsi adalah mematikan elemen merepotkan yang berawal dari keadaan dan keberadaan. Mereka menyebutnya ... Umm ...

57/90

Seorang masokis penggiat rasa yang mengiris. Tidak laik kau hidup dalam benang-benang seumpama tangis, karena kau menikmati setiap getir pahitnya berburu peluh selagi melihat realitas yang telah habis. Masokis yang terhormat, hilang hatimu dalam ketiadaan dan akhirnya tamat. Merayakan berulang-ulang pesta kematian sebuah dongeng perkara tangan yang tak pernah kunjung. Belikat yang tak jua melekat. Inginmu sepotong harap diantara teriknya fana? Menengadahkan jemari tiap sepertiga malam, melucuti takdir dengan kata semenjana. Sepanjang yang kau ucap, sama sekali berarti nihil. Tengah apa dirimu saat ini? Selain mencoba membakar ranting di dasar laut, atau menimba sumur untuk mengisi sungai?

53/90

I feel sorry for my friends, because I'm talking too much in every circumstances and conditions. Sometimes I wish I'm not such a person like that. ::oo