Seorang masokis penggiat rasa yang mengiris.
Tidak laik kau hidup dalam benang-benang seumpama tangis, karena kau menikmati setiap getir pahitnya berburu peluh selagi melihat realitas yang telah habis.
Masokis yang terhormat, hilang hatimu dalam ketiadaan dan akhirnya tamat.
Merayakan berulang-ulang pesta kematian sebuah dongeng perkara tangan yang tak pernah kunjung. Belikat yang tak jua melekat. Inginmu sepotong harap diantara teriknya fana?
Menengadahkan jemari tiap sepertiga malam, melucuti takdir dengan kata semenjana. Sepanjang yang kau ucap, sama sekali berarti nihil.
Tengah apa dirimu saat ini?
Selain mencoba membakar ranting di dasar laut, atau menimba sumur untuk mengisi sungai?
Tidak laik kau hidup dalam benang-benang seumpama tangis, karena kau menikmati setiap getir pahitnya berburu peluh selagi melihat realitas yang telah habis.
Masokis yang terhormat, hilang hatimu dalam ketiadaan dan akhirnya tamat.
Merayakan berulang-ulang pesta kematian sebuah dongeng perkara tangan yang tak pernah kunjung. Belikat yang tak jua melekat. Inginmu sepotong harap diantara teriknya fana?
Menengadahkan jemari tiap sepertiga malam, melucuti takdir dengan kata semenjana. Sepanjang yang kau ucap, sama sekali berarti nihil.
Tengah apa dirimu saat ini?
Selain mencoba membakar ranting di dasar laut, atau menimba sumur untuk mengisi sungai?
Komentar
Posting Komentar