Langsung ke konten utama

The Real Tanker

Postingan kali ini gue buat segmented yak, kalo yang ngga paham game Moba mending gausah baca aja oke. daripada ngabisin waktu kalian yang berharga. *wink

------
Gue seorang gamer. Atau harus dibilang pernah jadi seorang gamer.

Sekitar beberapa tahun silam, saat gue masih sekolah. Gue ngga mau nyebut tahunnya yah. Pokoknya periode tersebut cukup lama lah. Merupakan sebuah masa dimana gue jadi pemuda yang rajin-rajinnya pergi ke warnet. Demi main game gue harus menyisihkan uang jajan gue yang ngga seberapa pada waktu itu. Tapi gue ngga keberatan sama apa yang gue korbankan demi apa yang gue dapatkan. Sepadan lah.

Di warnet yang jaraknya sekitar 1KM dari rumah itulah gue menghabiskan uang jajan yang telah gue kumpulkan. Banyak permainan yang gue mainkan, ada beberapa jenis dan genre. Tapi gue bakal bahas 1 genre aja di post ini. Nama game tersebut adalah DoTA, sebuah game dengan genre MOBA atau Multiplayer Online Battle Arena. Dari kepanjangannya aja udah jelas ya, gue ngga bakal jelasin lebih jauh lagi. Berawal dari warnet tersebut, kecintaan gue terhadap Moba kayanya susah banget buat dihilangkan. Meskipun gue udah pensiun main warnet kadang gue sering kangen berat sama game Moba.

Untunglah di era Smartphone sekarang ada sebuah game mobile yang sedikit banyak bisa mengobati kerinduan gue sama game Moba di warnet. Nama permainannya itu Mobile Legend. berhubung gue jarang main game di HP, gue bisa bilang kalo secara subjektif ini game mobile paling seru yang pernah gue cobain. Di game Moba ada banyak hero dengan banyak role yang bisa kita pakai sesuai kemampuan dan ketertarikan kita. Diantara role favorit seperti, fighter, carry, mage, support, assassin. Gue memilih role yang kemungkinan jadi yang paling jarang peminatnya. Gue pilih role tanker.

Disamping gue orangnya gak suka sama apa-apa yang mainstream. Lama-kelamaan gue mikir, kenapa kok tiap main moba role yang gue ambil selalu tanker. Ternyata usut punya usut dari dalam hati gue yang terdalam, cara bermain dan karakter dari hero tank itu punya korelasi yang sama sama sifat gue. Sebenernya hal ini udah dari lama pengen gue kupas. Tapi kayanya baru kesampean hari ini. Lalu kenapa gue berani bilang dan ngeklaim kalo sifat gue menyerupai para tanker yang sering gue pakai itu?

Adalah bukan, karena gue selalu jadi orang pertama yang rela menahan beban dan gempuran demi keselamatan teman-teman gue. Saat bermain game gue selalu mikir gimana caranya ngecover pergerakan team, memposisikan diri gue sebagai penjaga mereka. Yang pertama datang saat mereka dikepung, yang selalu berada di garis depan dan membuka pertempuran. Semua cocok sama naluri dan insting gue. Ternyata gue memilih peran sebagai tanker karena keserasian dengan diri gue sendiri. Gue bisa merasakannya.

Meskipun tanker sering dicap sebagai role yang menyedihkan oleh sebagian. Tapi tanpa tanker yang baik, sebuah team tidak akan bisa dibilang sempurna. Role yang mudah sekaligus sulit. Dibutuhkan insting pelindung dan rela berkorban yang kuat untuk menjadi seorang tanker sejati.

Karakter tanker di game mempunyai pertahanan paling kuat diantara role yang lain. Tugas dia cuman satu, digebukin. Menyerap sebanyak mungkin serangan dari musuh, jadi tidak boleh takut saat diserang. Karena itulah gunanya role ini. Selain itu juga harus menyelamatkan hero role lain yang lebih lemah dari kita. Kita harus rela, dan ikhlas jadi perisai hidup demi mereka. Saat mereka membutuhkan bantuan, kita diwajibkan dengan senang hati berada disana.

Kemampuan menahan rasa sakit ini yang gue rasa jadi keunggulan sekaligus kekurangan gue selama ini. Karena ada kalanya, bahkan sering. Seorang tanker mempertaruhkan segalanya demi menjaga kenyamanan, tidak perduli dirinya. Bahkan jika ia harus mati sekalipun dalam setiap pertempurannya.

Lalu saat tim tersebut pada akhirnya memenangkan game, kita semua tau puja puji hanya akan disematkan kepada hero carry. Selalu saja seperti itu. Bahkan tanpa mengindahkan jatuh bangun seorang tanker melindungi mereka sampai titik darah penghabisan. Tapi tidak apa, gue ngga merasa terpinggirkan, apalagi cemburu. Gue turut seneng kok kalo perjuangan gue membuahkan hasil yang positif buat kita.

Oke jadi, pelajaran yang bisa gue ambil dalam setiap gue main game Moba dengan menggunakan tanker sebagai role utama gue adalah. Gue harus ikhlas. Karena dari awal gue udah tau resiko dan konsekuensi dari peran yang gue pilih. Dengan pengalaman ratusan kali, gue sanggup mengingatnya dengan sangat baik. Gue gak boleh marah dan cemburu dengan peran lain. Gak boleh sama sekali. Ketidakadilan ini bukan ketidakadilan seperti yang sudah-sudah. Ini berbeda.

"Bahkan jika aku harus mati berkali-kali pun, kamu tidak perlu khawatir. Karena itulah peran yang aku pilih."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beat Yourself.

Heloow~ Kemarin, tepatnya hari minggu gue abis ada pertemuan sama temen di komunitas gue. Wait... Komunitas? Iya buat yang belum tau, gue jadi salah satu volunteer di komunitas hijau di kota gue. Apa itu volunteer? Volunteer adalah sukarelawan, dia yang punya dedikasi terhadap suatu hal apapun itu dan mau mengerjakannya dengan sukarela tanpa   pamrih. Dia yang mau meluangkan waktu, tenaga, materi untuk kegiatan dengan ikhlas. Yaa, ehm, kaya gue gini. Cukup pengertian tentang volunteer, nanti gue dikira sombong lagi. Yang mau gue bahas disini adalah apa yang gue lakuin bareng mereka, maksud gue yang akan. Jadi kemarin itu kita ngebahas agenda untuk 3 bulan mendatang, Aksi apa aja yang bakal kita adakan untuk memperingati beberapa hari lingkungan kedepan. Seperti biasa, saat rapat berlangsung gue bersikap pasif. Gue emang kurang jago urusan ngomong dan jadi pusat perhatian di forum resmi kaya gitu. Tapi jangan salah ya, kalo disuruh ngomong depan gebetan sih gue u

Selenophile

Baiklah. 10 Agustus 2021 "Sepertinya memang sudah waktunya." Terbersit kata-kata itu di benakku sepulang dari kediaman Bapak Sekdes, awalnya aku kira kalimat itu hanya sekedar pemikiran yang spontan dan biasa. Seperti saat aku memikirkan bagaimana bisa seorang temanku sering datang terlambat padahal rumahnya dekat atau saat aku berencana meminta camilan di meja seorang rekan kerja untuk meredam lapar di sore hari . Aku melihat itu hanya pikiran biasa dan tidak memiliki arti apapun. Sore itu dalam perjalanan pulang berlatarkan matahari yang menggantung dan terus turun ke arah barat bumi. Sinarnya melemah seiring menit berlalu, aku merasakan waktu sangat cepat menyeret gelap muncul yang dimulai dari timur langit merembet perlahan memenuhi angkasa. Cahaya meredup sayup-sayup. Saat pertama aku tanpa sadar merapal harap agar gelap tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu dan bisa menunggu lebih lama lagi, aku ingin lebih lama lagi, tolonglah.  Sebuah doa klise yang tidak mungkin

Turbulensi

Beberapa jam sebelum hari kemarin berakhir gue udah hampir collaps. Dengan sederet kejadian mengejutkan yang gue alamin sedari pagi sampe sore yang bisa bikin migrain. Kejadian berantai, maksud gue. Karena hal itu gue jadi ngga bisa melakukan hal ini. Karena hal ini ngga bisa gue lakukan, hal itu akhirnya ngga jadi. Sesuatu semacam itu, kalian pasti paham lah.   Kebanyakan manusia beruntung di hari kelahirannya, ya gue tau itu opini gue aja. Meskipun cuman opini tapi gue yakin banget, soalnya banyak temen/seseorang yang gue tau. Dari cerita yang gue denger dari mereka, ataupun dari yang gue tau. Hoki mereka seakan berlipat. Dan itu yang jadi patokan gue dalam menilai hari kelahiran. Hari yang beruntung.   Tapi semesta punya rencana lain buat gue. Selalu begitu, Tuhan Maha Mengejutkan.