Seumur-umur, baru hari ini (18 November 2017, Dini hari) gue bisa menyaksikan sendiri detik kematian. Tepat di dekapan gue, di tangan gue, di hadapan mata kepala gue sendiri. Salah satu momen mencengangkan yang ngga bakalan bisa gue lupain. Sebagai pengingat betapa berharganya nyawa seorang manusia yang udah dititipkan oleh Sang Pemilik Seluruh Kehidupan. Rekaman kejadian masih sangat segar saat gue menulis catatan ini, segala yang ada di tempat kejadian perkara tadi bisa terbayang dengan jelas bahkan tanpa gue harus menutup mata. Saat doa terbaca dengan khidmat tanpa perlu gue komandoi, tanpa rencana, semoga-semoga mengucur deras mengisi seluruh ruangan dari setiap insan yang berada disana. Mengerubungi langit-langit. Kehidupan dan kematian berkolaborasi menghadirkan pertunjukan dramatis tanpa skenario yang sukses menyedot perhatian puluhan pasang mata. Jauh, jauh lebih mendebarkan dari yang pernah gue bayangkan.