Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Aurora Borealis

Sengaja gue tulis satu hari sebelumnya guna menghindari intervensi dari pihak luar atau pesan sponsor tambahan yang takutnya bakal gue tulis disini. Haha Beberapa bulan kebelakang dan kedepan ini gue sibuk memilah-milah berbagai kesibukan, kemauan, dan keharusan berdasarkan skala prioritas. Tidak boleh ini, harus itu supaya itu. Pokoknya banyak deh. Ironisnya skala itu setiap tahunnya semakin bertambah panjang, merenggang ke kiri dan kanan. Dampaknya gue jadi blingsatan sendiri buat mengatur segalanya. Setiap waktunya, mulai dari bangun sampai bangun lagi. Sepresisi mungkin. Sisi positif dari hal melelahkan itu adalah gue seneng karena gue bisa menjaga bara antusiasme itu tetap menyala. Yg tadinya redup, sekarang sudah menemukan hembusannya kembali.

Terumbu Merah Putih

Dalam kurun waktu satu kalender Masehi yang jumlahnya 365 hari itu, udah jadi hal wajar kalo ada satu atau dua tanggal yang bisa menggugah emosi kita sampai pada konsentrat tertinggi. Kaya contohnya, tanggal ulang tahun kita. Ulang tahun temen kita, sahabat, atau orang-orang yang punya andil besar dalam hidup kita. Entah karena dia berharga, atau lebih berharga dari itu. Pasti. Gue berani jamin kalo semua orang pasti punya tanggal-tanggal istimewa dalam hidup mereka.   Dan gue merupakan satu dari sekian banyak manusia tersebut. Dalam kalender digital gue, banyaaak banget tanggal tertentu yang sengaja gue tandain karena emang peristiwa yang terjadi beberapa tahun silam di tanggal itu sudah berkembang menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan gue. Lalu saat tanggal itu mulai mendekat dan terulang kembali. Gue selalu melakukan beberapa hal kecil. Seperti mengucapkannya, merayakannya, atau menuliskannya.   Sama seperti sekarang ini.   Kalo kalian udah baca sebagian po

35 Menit Menuju Tangerang

18.30 Jumat, 5 Agustus 2016   Drap...Drap...Drap...   Sepasang sandal yang tengah beradu dengan lantai Stasiun Duri jadi sedikit pengingat bahwa hari itu perjalananku sedari pagi hampir berakhir. Tidak terlalu berisik, karena saat berjalan aku akan mengangkat kakiku dan meletakkannya dengan hati-hati. Terinspirasi dari beberapa film barat yang tokoh utamanya hampir selalu berjalan ataupun berlari tanpa menimbulkan suara. Bagaimana bisa? Sepatu boots yang besar itu tidak membuat gaduh saat bersinggungan dengan lantai. Jadi aku selalu meniru gaya berjalan mereka, walaupun susah pada awalnya. Tapi tetap aku biasakan. Itu keren. Aku tidak suka dengan orang yang ketika berjalan menciptakan suara yang sebegitu riuh. Kakinya seperti kuda di jalan aspal, berisik sekali. Sandal gunung warna hitam itu sudah berumur 2 tahun lebih, termasuk awet untuk ukuran alas kaki yang sangat sering dipakai. Kemanapun, untuk kegiatan apapun. Tidak ada penurunan berarti dari segi

Pokus

Daftar teratas dari hal yg ingin gue lakukan saat nulis catatan ini adalah mencekik Randy Saputra sampe megap-megap. Si Kampret itu hampir menghancurkan seluruh rencana yg udah gue susun dari jauh hari sebelumnya cuman karena keteledoran dia. Pagi itu, gue bangun jam 4 kurang karena mau ngikutin acara di Senayan. Acara dengan nama Pokus itu adalah acara menangkap Pokémon akbar yang diselenggarakan oleh Kaskus. Awalnya gue mau dateng sendiri tuh, tapi karena Randy mau ikut juga. Jadilah gue dengan senang hati mengiyakan perihal keberangkatan bersama dari rumah kita. Berhubung rumah kita cukup dekat.

Loev Letter

I’d send a postcard to you, Dear ‘Cause I wish you were here I’ll watch the night turn blue But it’s not the same without you Because it takes two to whisper quietly   The silence isn’t so bad ‘Till I look at my hands and feel sad ‘Cause the spaces between my fingers Are right where yours fit perfectly Waist-deep in thought because When I think of you I don’t feel so alone As many times as I blink I’ll think of you tonight   When violet eyes get brighter And heavy wings grow lighter I’ll taste the sky and feel alive again But I swear I won’t forget you

Reunited

Beberapa paragraf awal postingan ini (lagi-lagi) gue istimewakan buat seorang teman baik. Walaupun kita terpaut ratusan kilometer jauhnya. Percayalah, namamu sudah menjadi salah satu yang menambah cerita di hidupku. Aku masih ingat saat pertama kali pandangan kita bersua, juga merapalkan kalimat di sebelah kolam renang itu. Masih terekam jelas, tidak akan terlupa karena aku langsung menulis deskripsinya di catatanku. Selamat mengulang tanggal 18 Juni-mu kemarin, untuk yang ke-21. Semoga aksenmu tidak pernah hilang, karena aku selalu suka setiap kali mendengarnya. Juga kacamata lucu yang aku idolakan itu, aksesoris penambah estetika yang selalu kamu kenakan. Tampak pas, aku sudah pernah mengatakannya, kan? Tetaplah menjadi wanita membumi seperti kamu yang biasanya. Lalu doa template yang aku yakin sudah banyak kamu dengar yang tidak aku tulis disini. Karena akan menghabiskan lebih dari 3 halaman Microsoft Word jika aku nekat menjabarkannya. Semua semoga itu terbang diudara

Terma Aluvium

Salah kaprah. Minggu ini bukannya santai tapi malah lunglai. Agak melelahkan memang kalo bantu orang pindahan. Masalahnya cowok selalu dapet porsi gotong lemari dan kulkas. Juga benda dengan berat lebih dari 20kilo lainnya.   Untunglah kerabat dekat, jadi aku tidak terlalu misuh-misuh mengenai otot yang menegang beberapa jam tadi. Dan berbagi sedikit kebaikan tepat sehari sebelum Ramadhan kiranya juga bukan ide buruk.   Benar-benar menyita waktu, datang pagi pulang malem dihari minggu. Dilanjut ritual Shalat Tarawih pertama. Beruntung hari ini berbeda dari hari biasanya, oleh sebab itu aku tidak sudi jika harus dilewati tanpa mengisi blog sialan ini. --,   J adilah sesempatnya dan secepatnya aku membuat catatan ini.   Semua orang pasti punya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan. Dan kebiasaanku sedari dulu adalah menyempatkan diri sejenak untuk memikirkan hal kecil. Hal remeh-temeh mungkin kalo kamu bilang. Tapi tidak masalah lah, selama aku menikmatinya.   

Polaris : Interval

Beberapa bulan yang sudah menjadi tahun. Aku masih melihat ke arah langit sampai saat ini. Menunggu sesuatu yang menakjubkan jatuh, walaupun kemungkinannya satu berbanding sekian puluh, ratus, atau ribu. Kakiku menyatu dengan tanah, teramat berat untuk terangkat. Tidak bisa pergi, tentangmu telah menyatu menjadi sebilah mata pisau, mematikan syaraf. Lebih lagi. Sesulit yang dapat kamu bayangkan.   Mari kita rinci pertemuan terakhir kita sebentar. Aku menyebutnya pertemuan karena malam itu kita benar-benar bertemu. Dan tidak lebih dari itu. Hanya beberapa kali melemparkan pandang, dan beradu tatap. Tidak lama, hanya beberapa detik. Tapi buatku malam itu sudah mampu membuatku menyadari. Aku masih disini, di tempat yang sama.

Postingan Normal

Haruskah gue memulainya dari awal lagi? Kalo begitu, oke. Hallo! Selamat membaca kembali. Huhu, ini postingan pertama gue di tahun 2016. Maaf sekali. Kurang lebih selama 3 bulan ini gue ngga melakukan aktivitas apapun di blog ga jelas ini. Tapi bukan berarti gue berhenti nulis, tidak, sama sekali. Gue tetap menulis, di setiap harinya, di setiap kejadiannya, di setiap kelanjutan realita yang cukup menarik. Hanya saja, semua itu ngga gue transformasikan jadi postingan blog. Alasannya? Mungkin terlalu begitu, atau kurang begini. Yahh pokoknya belum lolos standar aja. Dan postingan awal tahun yang sesampah ini yang harus membuka tahun ini, karena kedepannya gue ngga tau bakal banyak ngepost atau sedikit ngepost. Semoga saja. Seperti tahun sebelumnya, gue bakal cerita mengenai resolusi atau wacana (sad) tahunan. Walaupun ada beberapa goal yang tembus, tapi juga banyak goal yang meleset. Dan sepertinya 2015 jadi salah satu tahun terburuk buat gue. Di tahun itu gue berumur 20 t